Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-68

Palagan Bandung














Lawang Gintung | Abad 15,16,17,18 M | Egaliter | Sukabumi | KH. Noer Ali | Tarumanagara | Carita Parahyangan | Siliwangi Hijrah | Jakarta | Banten | Cirebon | Abad 19 M | 1900-1945 M | Palagan Bandung | Palagan Bojong Kokosan | Palagan Karawang-Bekasi | Pembela Tanah Air | Kapten Muslihat





Hallo hallo Bandung Ibukota Priangan, Hallo hallo Bandung Kota-Kota Kenangan, Sudah lama beta tidak berjumpa dengan Kau, Sekarang telah menjadi lautan api, Mari bung rebut kembali
 
Provinsi di Indonesia  :
     
 Selabintana®  

https://palagan45.tripod.com/ 

Perjuangan 1945 di Bandung dan sekitarnya

Kamis 16 Agustus 1945, Bung Karno dibawa ke Rengasdengklok karena Jakarta tidak aman.

Jumat 17 Agustus 1045, jam 10.00 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Pegangsaan Timur no. 10 Jakarta. Radio pemerintah Jepang di Bandung direbut oleh karyawannya dan pada jam 19.00-20.00-21.00 wib menyiarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Radio Bandung inipun memutar lagu Indonesia Raya dan Degung, musik tradisi khas Sunda. Bersama karyawan PTT (Pos Telepon dan Telegram), radio Bandung mengirimkan telegram Proklamasi ke tokoh-tokoh dunia ke semua penjuru. Di kawasan Bandung masing-masing diambil sebagai kedudukan oleh laskar pejuang rakyat.

30 September 1945, pertempuran sengit di Tanjung Priuk hingga musuh yang akan mendarat mundur kembali ke laut.

5 Oktober 1945, rakyat Bandung mempersenjatai diri mengambil alih pabrik senjata dan mesiu di Kiaracondong. Pabrik pembuat obat dan gudang obat tertua di Jln Gudang Utara diambil termasuk ITB oleh Kementrian Keamanan Rakyat

24 November 1945, serangan serempak pejuang Bandung ke bagian utara Bandung, Preanger Hotel dan Savoy Homann. Pimpinan Sekutu meminta perundingan dengan para pejuang.

24 November 1945, menjelang maghrib Belanda melakukan teror dengan membuka pintu air Cikapundung di Desa Bengkok,  hingga banjir bandang yang menimbulkan banyak kematian rakyat Bandung.

Hingga Maret 1946, di daerah Bandung telah menjadi area pertempuran yang berbahaya bagi pasukan penjajah. Saling serang, intimidasi, teror, disertai kelihaian diplomasi oleh kaum penjajah tidak menyurutkan perlawanan rakyat Bandung. Tamansari, Gedung Sate, Stasiun KA, Lengkong, Jalan Garuda dan banyak lagi wilayah Bandung menjadi saksi kegigihan rakyat berjuang melawan penjajah. 

14 Maret 1946, pertempuran Bojong kokosan

24 Maret 1946, Pemerintah RI menerima tuntutan Sekutu tanggal 20 Desember 1945 yang menyatakan: Kota Bandung harus dikosongkan dari seluruh unsur bersenjata rakyat Indonesia sampai radius 10 Km dari pusat Kota.

24 Maret 1946, serangan umum terhadap kedudukan penjajah sekaligus kata perpisahan sementara dan melakukan pembakaran kota Bandung. Bandung Lautan Api.

11 Juli 1946, hari Jum'at saat shalat, gudang mesiu Belanda dekat gudang PLN di Dengklok Dayeuhkolot meledak setelah Moh. Toha melakukan penyerangan. Sehari sebelumnnya Ramdan melakukan hal yang sama, tetapi gagal.

21 Juli 1947, Agresi I Belanda. Wilayah Pasundan terkenal dengan lumbung padi yang luas, perkebunan teh, karet penghasil devisa yang besar, bila daerah ini berhasil dikuasai maka dapat ikut meringankan penjajah menguasai daerah-daerah lainnya. Seluruh Pasundan harus dikuasasi secepatnya. Gerakan Agresi pertama adalah kuasai Jakarta secara mendadak dalam 1 malam, Belanda melancarkan serangan kilat ke selatan dan timur. Tahu-tahu Belanda sudah ada di Cirebon, masuk dengan KA berkedok bendera merah putih yang menyamarkan serbuannya.  Dari Bandung Belanda, menyerang ke selatan dan timur. Semua serbuan diawali dan dikawal gerakan tank dan kendaraan lapis baja serta dilindungi tembakan kanon dan serangan pesawat tempur berikut pemboman dari udara. Berkobarlah perang terbuka.

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                  

 

 ::Copyleft Lengser 2005::

 

Dirancang oleh : Mamang Heri, Selabintana®