Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke-68 Palagan Bandung |
|||||
https://palagan45.tripod.com/ Perjuangan 1945 di Bandung dan sekitarnya Kamis 16 Agustus 1945, Bung Karno dibawa ke Rengasdengklok
karena Jakarta tidak aman. Jumat 17 Agustus 1045, jam 10.00 Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia di Pegangsaan Timur no. 10 Jakarta. Radio pemerintah Jepang di Bandung direbut oleh karyawannya dan pada jam 19.00-20.00-21.00
wib menyiarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Radio Bandung inipun memutar lagu Indonesia
Raya dan Degung, musik tradisi khas Sunda. Bersama karyawan PTT (Pos Telepon dan Telegram), radio Bandung mengirimkan telegram
Proklamasi ke tokoh-tokoh dunia ke semua penjuru. Di kawasan Bandung masing-masing diambil sebagai kedudukan oleh laskar pejuang
rakyat. 30 September 1945, pertempuran sengit di Tanjung Priuk
hingga musuh yang akan mendarat mundur kembali ke laut. 5 Oktober 1945, rakyat Bandung mempersenjatai diri mengambil
alih pabrik senjata dan mesiu di Kiaracondong. Pabrik pembuat obat dan gudang obat tertua di Jln Gudang Utara diambil termasuk
ITB oleh Kementrian Keamanan Rakyat 24 November 1945, serangan serempak pejuang Bandung
ke bagian utara Bandung, Preanger Hotel dan Savoy Homann. Pimpinan Sekutu meminta perundingan dengan para pejuang. 24 November 1945, menjelang maghrib Belanda melakukan
teror dengan membuka pintu air Cikapundung di Desa Bengkok, hingga banjir bandang yang menimbulkan banyak kematian rakyat
Bandung. Hingga Maret 1946, di daerah Bandung telah menjadi area
pertempuran yang berbahaya bagi pasukan penjajah. Saling serang, intimidasi, teror, disertai kelihaian diplomasi oleh kaum
penjajah tidak menyurutkan perlawanan rakyat Bandung. Tamansari, Gedung Sate, Stasiun KA, Lengkong, Jalan Garuda dan banyak
lagi wilayah Bandung menjadi saksi kegigihan rakyat berjuang melawan penjajah. 14 Maret 1946, pertempuran Bojong kokosan 24 Maret 1946, Pemerintah RI menerima tuntutan Sekutu
tanggal 20 Desember 1945 yang menyatakan: Kota Bandung harus dikosongkan dari seluruh unsur bersenjata rakyat Indonesia sampai
radius 10 Km dari pusat Kota. 24 Maret 1946, serangan umum terhadap kedudukan penjajah
sekaligus kata perpisahan sementara dan melakukan pembakaran kota Bandung. Bandung Lautan Api. 11 Juli 1946, hari Jum'at saat shalat, gudang mesiu
Belanda dekat gudang PLN di Dengklok Dayeuhkolot meledak setelah Moh. Toha melakukan penyerangan. Sehari sebelumnnya Ramdan
melakukan hal yang sama, tetapi gagal. 21 Juli 1947, Agresi I Belanda. Wilayah Pasundan terkenal
dengan lumbung padi yang luas, perkebunan teh, karet penghasil devisa yang besar, bila daerah ini berhasil dikuasai maka dapat
ikut meringankan penjajah menguasai daerah-daerah lainnya. Seluruh Pasundan harus dikuasasi secepatnya. Gerakan Agresi pertama
adalah kuasai Jakarta secara mendadak dalam 1 malam, Belanda melancarkan serangan kilat ke selatan dan timur. Tahu-tahu Belanda
sudah ada di Cirebon, masuk dengan KA berkedok bendera merah putih yang menyamarkan serbuannya. Dari Bandung Belanda,
menyerang ke selatan dan timur. Semua serbuan diawali dan dikawal gerakan tank dan kendaraan lapis baja serta dilindungi tembakan
kanon dan serangan pesawat tempur berikut pemboman dari udara. Berkobarlah perang terbuka.
::Copyleft Lengser 2005:: Dirancang oleh : Mamang Heri, Selabintana® |
|||||||||||||||||||||||||||||||